KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.
Selama dalam menyusun makalah dengan
judul “Perbandingan Puisi Asmaradana Karya Goenawan Mohamad dan Cerita Rakyat
Damarwulan”, penyusun senantiasa mendapat inspirasi dan dorongan moril maupun
materil dari berbagai pihak terutama dari Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia,
Ibu Tri Hastuti, yang telah memberikan saran kepada penyusun.
Penyusun menyadari akan keterbatasan
dan kekurangan baik isi maupun redaksi. Oleh karena itu di dalam penyusunan
makalah ini tidak lepas dan bantuan dari berbagai pihak, maka penyusun
menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya.
Kritik dan saran bersifat membangun,
penyusun nantikan. Semoga karya ini berguna dan bermanfaat. Amiin.
Pangandaran,
Februari 2014
Penyusun
Daftar Isi :
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
“Setiap
teks merupakan perpaduan kutipan-kutipan dan merupakan penyerapan serta
perubahan bentuk teks-teks lain.”
Terkait
dengan pernyataan di atas, Goenawan Mohamad sebagai salah seorang dari
sederetan penyair Indonesia telah memberi warna cukup kuat dalam perpuisian di
Indonesia dengan beberapa hasil karyanya. Sebagai contoh yaitu puisi
“Asmaradana”. Penyair ini menciptakan puisi tersebut berdasarkan mitos yang
telah ada (Damarwulan) dengan tema yang masih cukup relevan dengan tujuan
menghindarkan kebosanan pembaca.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
pada kenyataan itu, maka masalah yang muncul dalam karya tulis ini adalah “Di
mana letak persamaan maupun perbedaan antara isi puisi Asmaradana dan isi
cerita rakyat Damarwulan?”.
1.3 Hipotesis
Jika
puisi asmaradana memiliki persamaan dan perbedaan, maka persamaan antara puisi
Asmaradana dan Cerita Rakyat Damarwulan terletak pada tokoh dan peristiwa yang diceritakan.
Sedangkan perbedaannya menceritakan satu peristiwa perpisahan Anjasmara dan
Damawulan, Cerita Rakyat Damarwulan merupakan cerita yang utuh.
1.4 Tujuan Penelitian
Dengan demikian jelaslah tujuan
karya tulis ini adalah mendeskripsikan persamaan dan perbedaan isi puisi Asmaradana
dan Damarwulan yang berupa cerita rakyat.
1.5 Metode Penelitian
1. Membaca.
1.6 Manfaat Penelitian
1. Untuk memperluas wawasan.
2. Berlatih menyusun karya tulis ilmiah dengan cara
lebih lengkap.
3. Dengan judul makalah ini dapat mengenal lebih jauh
tentang puisi Asmaradana dan Cerita Rakyat Damarwulan.
1.7 Sistematika
BAB I PENDAHULUAN :
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Hipotesis
1.4 Tujuan Penelitian
1.5 Metode Penelitian
1.6 Manfaat Penelitian
1.7 Sistematika Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA :
BAB III PEMBAHASAN :
3.1
Contoh Puisi
3.2
Persamaan antara
isi Puisi Asmaradana dan Cerita Rakyat Damarwulan
3.3 Perbedaan isi Puisi Asmaradana dan Cerita Rakyat
Damarwulan
BAB IV PENUTUP :
4.1
Simpulan
4.2 Saran
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
Puisi
adalah salah satu bentuk kesesastraan yang mengungkapkan pikiran dan imajinatif
dan disusun dengan mengonsenterasikan semua kekuatan bahasa yakni dengan
mengonsenterasikan fisik dan struktur batin (Herman J. Waluyo: 1991).
Z.
F Zulfahnur (1996:81) puisi merupakan ekspresi pengalaman batin (jiwa) penyair
mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui bahasa yang estetis secara
terpadu dan untuk dipadatkan kata-katanya dalam bentuk teks.
BAB III
PEMBAHASAN
Berikut ini adalah hasil interpretasi puisi Asmaradana
karya Goenawan Mohamad.
ASMARADANA
3.1 Contoh Puisi
Ia dengar kepak
sayap kelelawar dan guyur sisa hujan dari daun
Karena angin
pada kemuning. Ia dengar resah kuda serta langkah pedati ketika langit bersih
kembali menampakan bimasakti yang jauh. Tapi di antara mereka berdua, tidak ada
yang berkata-kata.
Lalu ia ucapkan
perpisahan itu, kematian itu. Ia melihat peta nasib, perjalanan, dan sebuah
peperangan yang tidak semuanya disebutkan.
Lalu ia tahu,
perempuan itu tak akan menangis. Sebab bila esok pagi pada rumput halaman ada
tapak yang menjauh ke Utara, ia takkan mencatat yang telah lewat dan yang akan
tiba karena ia takkan berani lagi.
Anjasamara,
adikku, tinggallah seperti dulu, bulan pun lamban dalam angin, abai dalam
waktu. Lewat remang dan kunang-kunang, kaulupakan wajahku, kulupakan wajahmu.
(Sumber: Buku Apresiasi Puisi untuk Pelajar
dan Mahasiswa, 2002)
3.2 Persamaan antara isi Puisi Asmaradana dan Cerita
Rakyat Damarwulan
Setelah
membaca hasil interpretasi puisi Asmaradana tersebut, terbukti bahwa antara
puisi Asmaradana karya Goenawan Mohamad dan cerita rakyat Damarwulan memiliki
persamaan. Hal itu dapat dilihat adanya gagasan Goenawan Mohamad dalam puisi
tersebut yang dapat dirunut (ditelusuri) kembali dalam kisah Damarwulan.
Persamaan
kedua bentuk sastra tersebut terletak pada tokoh dan peristiwa yang
diceritakan. Tokoh Anjasmara dengan peristiwa yang dialaminya merupakan
transformasi dari cerita Damarwulan.
Bait
pertama pada puisi tersebut merupakan bagian cerita yang mengisahkan suasana di
awal menjelang perpisahan Damarwulan dengan Anjasmara. Pada bait ini, Goenawan
Mohamad menggambarkan suasana menjelang pagi yang diliputi kesedihan. Bait kedua berisi saat tiba perpisahan itu,
terbayang oleh Damarwulan garis nasibnya yang tak menentu karena menghadapi
medan perang.
Bait
ketiga dan keempat Goenawan Mohamad bercerita bahwa dalam perpisahan itu
Anjasmara hanya dapat pasrah dalam kebimbangan. Bila kekasihnya kalah tentu
mati dan ia akan merasa sangat kehilangan. Jika menang ia pun harus rela
kekasihnya dijadikan suami dan diangkat menjadi raja baru mendampingi
pemerintahan Ratu Kenya Kencana Wungu di Majapahit.
3.3 Perbedaan isi Puisi Asmaradana dan Cerita Rakyat
Damarwulan
Di samping persamaan-persamaan
itu, dua bentuk karya sastra itu juga memiliki perbedaan yaitu puisi Asmaradana
berbicara satu peristiwa yakni perpisahan tokoh Anjasmara dengan Damarwulan.
Dengan kata lain, Asmaradana merupakan bagian dari kisah. Sementara itu, cerita
rakyat Damarwulan merupakan cerita utuh yaitu dimulai sejak terancamnya
pemerintahan Majapahit oleh Menakjingga Raja Blambangan hingga Damarwulan
berhasil menyelamatkan Majapahit dan diangkat sebagai raja pendamping Ratu
Kenya Kencana Wungu.
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan
paparan tersebut dapat ditarik simpulan bahwa:
a. puisi
Asmaradana karya Goenawan Mohamad dan cerita rakyat
Damarwulan sama-sama
menceritakan tokoh damarwulan dan Anjasmara;
b. isi
Asmaradana merupakan bagian dari kisah Damarwulan;
c. puisi
Asmaradana sekedar menceritakan kembali kisah Damarwulan
Tanpa ada unsur
tambahan daari penulis yang bersifat memperkaya cerita;
d. perbedaan
bentuk dua karya tersebut hanya pada kapasitas penceritaannya yaitu puisi
Asmaradana hanya menceritakan peristiwa perpisahan Damarwulan dengan Anjasmara,
sedangkan cerita rakyat Damarwulan merpakan cerita utuh; dan
e. Goenawan
Mohamad dalam menulis puisi Asmaradana menggunakan ceritta rakyat Damarwulan
sebagai penimbul ide atau induk cerita.
4.2 Saran
a. Sebaiknya
penulis tidak terlalu menyamakan hasil karyanya dengan hasil karyanya yang
lain, karena dapat membuat pembacanya menjadi bosan dengan hasil karyanya, tapi
ceritanya dapat dihafal oleh yang membacanya.
b. Sebagai
pelajar kami mengharapkan motivasi dari guru untuk bisa mengenal lebih jauh
mengenai karya-karya tulis dari sastrawan terdahulu dengan menyediakan sarana
dan prasarana mengenai karya-karya tersebut. Alangkah bijaksananya, apabila
anak diwajibkan untuk membaca di perpustakaan yang lengkap.
DAFTAR
PUSTAKA
Herman
J.Waluyo. 1991 Teori dan Apresiasi Puisi.
Jakarta: Erlangga.
.2002.
Apresiasi Puisi. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Z.F.Zulfahnur.1996.
Teori Sastra. Jakarta: Depdikbud.
.1996. Sastra Bandingan. Jakarta: Depdikbud.